![]() |
Pantai Kendek |
![]() |
Logo Bangkep |
Sedikit tentang Daerahku
(Catatan perjalan Pulkam)
Oleh : Nadia Azzahra
Apok
Kabupaten
Banggai Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi Sulawesi Tengah
dan beribukota di Salakan,
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.160,46 km (darat) dan 18.828,10 km
(laut), Banggai Kepulauan berbatasan langsung dengan Teluk Tomini
di sebelah utara, Teluk Tolo di sebelah
selatan, Selat Peling di sebelah
barat, serta Laut Maluku di sebelah timur. Jumlah Penduduk
Banggai Kepulauan (Bangkep) sebanyak 158.617 jiwa (2009). Secara administratif,
Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari 19 kecamatan, 6 kelurahan dan 187 desa
yang terdiri atas 342 pulau dengan 5 pulau sedang yakni Pulau Peleng (luas 2.340
km²), Pulau Banggai
(268 km²), Pulau Bangkurung (145
km²), Pulau Bokan Kepulauan (84
km²), Pulau Labobo (80 km²) dan 337 pulau-pulau kecil. Panjang pantai 1.714,218
Km.
Banggai Kepulauan terdiri dari gugusan atau rangkaian
pulau-pulau berukuran sedang dan kecil sejumlah 121, lima diantaranya berukuran
sedang, sisanya kecil-kecil bahkan ada yang berwujud batu karang, mencuat ke
permukaan. Laut yang mengelilinginya merajut tebaran pulau itu menjadi satu
gugusan yang disebut Banggai Kepulauan. Luas hamparan laut di wilayah ini lima
kali lipat dibandingkan dengan luas daratannya.
Kabupaten
ini sebelumnya merupakan kesatuan wilayah dengan Kabupaten Banggai(Biasa
dikenal Luwuk). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 menetapkan
pulau-pulau di tengah lautan tersebut menjadi daerah otonom Banggai Kepulauan,
sementara kabupaten induk tetap disebut Kabupaten Banggai dan pemekarannya
disebut Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep). Dan ibukota kabupaten pertama di
Banggai.
Sebagai wilayah kepulauan, laut menjadi sektor utama yang
selalu dan harus digeluti. Pasalnya, terdapat potensi dan kekayaan alam yang
pantas diolah dan diusahakan sebagai penopang kehidupan penduduk Bangkep. Laut
yang bagi banyak orang terkesan menakutkan bagi kabupaten ini merupakan
harapan. Dari sektor kelautan tahun 2002 ditangkap 11.487 ton ikan. Jika
dirupiahkan, nilainya Rp 31,6 miliar. Ini belum transaksi atau tangkapan yang
tidak tercatat.
Kontribusi perikanan terhadap produk domestik regional bruto
(PDRB) Bangkep tahun 2002 tercatat Rp 33,3 miliar, atau sekitar 6,8 persen dari
total kegiatan ekonomi Rp 491,4 miliar. Perkebunan menyumbang 19,4 persen dan
tanaman bahan pangan 18,5 persen. Sektor pertanian khususnya perkebunan juga
sangat berpotensi, Andalan perkebunan wilayah ini adalah kelapa, cengkeh,
kakao, dan jambu mete, serta buah-buahan seperti langsat, durian dan manggis.
Dengan wilayah geografis kepulauan dan laut yang luas, Wilayah Bangkep kaya
akan keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang mempesona. Ini tentunya
memiliki potensi untuk pengembangan wisata bahari.
Untuk mencapai Bangkep perlu menggunakan berbagai jenis transportasi.
Rute perjalanan bisa diawali dengan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta),
atau Bandara Juanda (Surabaya) menuju Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar,
biasanya transit kurang lebih 30 menit lalu perjalanan dilanjutkan dengan
penerbangan ke Bandara Bubung Luwuk (Kab. banggai). Dari Kota Luwuk, untuk
mencapai Kabupaten Banggai Kepulauan kita menggunakan transportasi "kapal
kayu" yang secara reguler beroperasi tiap hari. Jika ingin membayangkan
"kapal kayu" hampir sama dengan kapal kayu yang ditumpangi pada saat
mau pergi ke kepulauan seribu dari muara angke ke pulau tidung sambil menikmati
pemandangan lautnya sangat menyenangkan. Saat ini telah hadir tambahan armada
kapal Feri yang berlabuh Banggai-Luwuk dan Banggai-salakan.
Untuk perjalanan Ke Banggai Kepulauan ada tiga alternatif
yang bisa dipilih, pertama rute : Jakarta-Makasar-Luwuk(Udara)-Banggai(Laut),
kedua rute : Jakarta-Palu-Luwuk(Udara)-Banggai(Laut) ketiga :
Jakarta-Makassar-Kendari-Banggai-Bitung(Laut-Kapal). Rute kedua akan memakan
waktu lebih lama dari rute yang pertama. Namun jika Anda ingin lebih cepat
yaitu melalui rute ketiga dengan KM Sinabung. Karena rute kedua berangkat dari
Bandara Cengkareng Jakarta ke Bandara Mutiara Palu tanpa transit, kemudian dari
Palu menuju ibukota Kabupaten Banggai Luwuk ditempuh melalui jalan darat
(Bus/dengan kendaraan carteran). Memakan waktu kurang lebih 16 jam karena jarak
Palu - Luwuk sekitar 350 km. Dari Luwuk ke Pulau Peling, Salakan dengan KMP
Lemuru kurang lebih ditempuh 3-4 jam perjalanan. Dari Luwuk ke Pulau Banggai,
Banggai dengan KMP Cakalang kurang lebih 6-8 jam perjalanan sedangkan
menggunakan "kapal kayu" waktu tempuh antara 8-12 jam. Sedangkan rute
ketiga dari Tanjung Priok, Jakarta seminggu sekali pada hari jumat menyinggahi
Banggai di Pulau Banggai.
Perjalanan yang cukup melelahkan bagi saya, ini pertama kalya
saya berlebaran dengan keluarga di Banggai selama saya kuliah di Palu setelah leberan
sebelumnya kami sekelurga merayakannya di ampana (Tempat kelahiran ibi saya).
Ayah saya adalah putra asli daerah Bangkep sehingga arah orang bangkep pula
telah mengalir di tubuh saya. Melestarikan budaya adalah salah satu kewajiban
saya sebagai putri daerah. Walaupun bukan asli, saya bangga menjadi pau banggai . Perjalanan yang saya
tempuh selama hampi 1 hari 2 malam memang sangat meletihkan, namun semua rasa
itu seakan sirna saat menyaksikan eksotiknya pulau Banggai. Mari berkunjung di
Daerha dimana aku dibesarkan, disini ada Cardina Fish, Burung maleo, Ubi
banggai (red-singkong), Loka pau (red-pisang) Mutiara kerang, Tempat wisata
alami dalam laut maupun alam yang sangat menarik dan masih banyak lagi.
Cekidot.
Mantap smuga dengan masukx internet di banggai smuah pau banggai dapat memperkenalkan banggai di seluruh dunia amin..........
BalasHapushttp://surganyabanggaikepulauan.blogspot.com/
dalam memuat artikel di home terlalu panjang,,,,
BalasHapusdi singkat ajja(di cut tampilan home-nya) biar lebih menarik....