Edisi 20, Sept 2012.
Pagi yang cerah, untuk kawasan hang Tuah
Palu Timur, dengan sinar mentari yang malu-malu terbit dari balik bukit Shofa
di Depan Kos-kosanku. Saat itu aku baru saja selesai menjemur pakaian yang baru
kucuci. Hmmm.. Terang saja aku memag selalu mengerjakan aktivitas ini setiap
hari, karena tak terjamin di hari Minggu aku punya waktu untuk melakukannya.
Susu coklat manis plus Cereal coco cruch
menemaniku di saat yang mepet seperti ini, ala anak kos-kosan. Bagaimana tidak.
Jika biasanya aku bebas mengerjakan semua pekerjaan rutin ini sebelum aktivitas
kampus yang di mulai pukuk 12.00 atau 14.00. Mulai pekan ini aku harus
menyelesaikan segalanya sebelum pukul 06.30. Hingga kemudian aku berangkat ke
tempat kerjaku. Aku tak ingin berlama-lama menyebutnya tempat kerja karena ini
adalah salah satu awal untuk menyalurkan salah satu kekuranganku ke tempat yang
sebenarnya. Kata teman-teman aku seorang yang sangat cerewet. maka aku berfikir
untuk membuatnya bermanfaat bagi orang lain. salah satunya menjadi penyiar
radio. Yaahh, jika seorang yang pendiam bersedia menjadi pendengar saat kita
bicara, maka kita yang sebagai orang cerewetpun harus bersedia menjadi
pembicara saat ia mendengar. dengan bahan pembicaraan yang positif bermanfaat
dan tak merugikan orang lain.
Hapeku berdering, SMS dari rekan kerja
yang mengingatkanku akan jadwal hari ini. Aku harus membawa program KABAR PAGI
di Radio Suara Pendidikan Rakyat (SPR) pukul 07.00-10.00. Itu berarti aku harus
berada di sana paling lambat 06.45.
Pekerjaan di Kosku selesai, dan saatnya
aku menuju ke tempat kerja. Setelah berhasil menghidupkan si biruku, aku mulai
melaju pelan menelusuri Lorong demi lorong hingga sampai ke Jalan besar. Hang
Tuah. Sebelumnya saat aku berada di depan rumah salah satu murid privatku, aku
bertemu dengan Ayahnya. Tak ragu langsung ku sapa beliau.
“Assalamu’alaikum Pak. Selamat Pagi”
Sapaku dengan senyum yang tertutp oleh maskerku saat itu.
“Wa’alaikumsalam, wah Pagi sekali, Dek.
Mau kemana?”Jawabnya kaget melihatku hampir berlalu di belakangnya.
“Kerja Pak”Jawabku dengan nada agak
keras hampir berteriak, karena jarak sepeda motorko sudah sedikit jauh dari
tempatnya berdiri. Tampak senyum pekat dari seorang Bapak yang penuh
tanggungjawab atas keluarganya. Jadi teringat sosok sang Ayah yang tegar dan
kuat di seberang lautan sana. Oh Bapak Syamsul Bachri S.Apok idolaku, bagaimana
kabarmu di sana?
Keluar dari lorong bukit sofa, aku dan
si biru melaju melalui Hang Tuah dengan sedikit cepat karena waktu menunjukkan
06.28. Aku tak mau terlambat di Program pertama di pagi ini. Tampak di
perempatan masih belum ada Bapak/Ibu polisi yang biasanya berdiri memastikan
arus lalu lintas di jalan itu. Mungkin aku merindukannya. Yah ternyata memang
jam segini mereka belum di sana. Bagaimana aku tak mencari mereka, selalu saja
setiapku melewati perempatan ini aku selalu menurunkan maskerku hingga sang
polisi dipastikan mendengar perkataanku. Aku berharap dengan sedikit kalimat
“Selamat pagi pak, selamat bertugas” dapat membuat mereka sedikit terkecoh
bahwa aku adalah salah satu pelanggar lalu lintas itu. hhhmmm karena memang,
pendapat umum saat ini, bahwa bagi yang melakukan pelanggaran akan ragu dan
bahkan takut melewati polisi di jalanan, untuk itu akau balik saja anggapan
itu. Sebenarnya ini rahasia. Tapi jariku tak kuasa untuk tak menuliskannya.
Tepat sebelum perempatan tadi, sekilas
aku melihat Mahasiswa Baru Kampus STMIK Bina Mulya Palu, tampak sibuk dengan
OSPEKnya. Melihat rekan-rekan BEM yang membalas anggukan kepalaku, aku kembali
teringat dengan Amanah BEM STIFA yang sampai saat ini belum terselesaikan.
Seraya memohon kepada Allah agar aku diberi kekuatan untuk merobohkan tembok
pemikiran yang keras bahwa organisasi tak terlalu penting untuk kuliah. Aamiin
Ya Rabb.
Hampir jauh dari awalku memulai
perjalanan, aktivitas pagi di kota Palu sangat menarik. Sudah hampir 5 bulan
lebih aku tak lagi berpapasan dengan kendaraan para siswa-siswi dan PNS yang
sedang bersiap-siap ke sekolah juga ke kantor mereka. Bahkan ada beberapa
tempat sarapan pagi yang unik yang ku temukan di Jalanan, antara lain Penjual
Nasi kuning di Jalan Suprapto, dan Penjual Bubur ayam dan Bubur Manado di
pertigaan Jl. S. Dolago dan St. hasanudin. Awal yang baik untuk memulai pagi
ini. Ya, Man Jadda Wa Jadda.
Pos polisi di Lampu merah St. Hasanudin
masih tampak sepi, masih ku ingat sosok seorang polisi (Aku lebih enak
memanggilnya OM ICI) yang menggeleng pelan, saat memergokiku sedang melaju di
trotoar jembatan saat itu. bagaimana tidak trotoar yang seharusnya bagi pejalan
kaki ku lalui dengan si biruku. Tapi sang Om Ici tersebut hanya berani
tersenyum katika mengetahui aku hanya mengikuti atraksi liar dari rekannya yang
sesama polisi juga melakukannya. Boomerang dong yah.
Memasuki Kawasan Palu Plaza, aku belok
ke kiri di perempatan kedua, tak lama lagi aku sampai ke kantor. Hampir pukul
07.00 Radio di pagi ini belum On Air. Belakangan ku tahu ternyata rekan yang
selalu meng-ON-kannya baru saja pulang dari tempat koran langganan kami sesaat
sebelum aku tiba. Ia baru menghidupkannya saat aku baru memasuki studio,
Alhamdulillah dapat ilmu lagi tentang bagaimana menghidupkannya, tapi tentu
saja masuh perlu belajar lagi. Aku sibuk bolak-balik mencari-cari koran edisi
hari ini tapi belum juga kutemukan. Akhirnya rekanku itu menjelaskan bahwa ia
baru saja datang dari tempat koran langganan kita dan tak ada hasil apa-apa
akibat orangnya masih tidur. Waah, sangat menyakitkan memang, ketika kita sudah
membuat janji lalu itu diingkari, apalagi masalah on time. Lelet. tradisi yang
masih kental dan harus di cairkan secepatnya. Menarik nafas panjang, berharap
tak ada masalah yang lain akan timbul akibat hal ini. Dengan keyakinan bersama
kesulitan ada kemudahan, ku tatap seluruh ruangan dengan senyuman terindah,
kusambut koran edisi kemarin dan mulai kucari berita yang masih hangat untuk
edisi hari ini.
Coba kutandai satu per satu, mana berita
yang harus ku baca sebentar. Bismillah.
“Assalamu’alaim Wr. Wb. Selamat pagi
sahabat rakyat. Senang sekali pada edisi hari ini kami hadir kembali untuk
memberikan informasi dan kabar terbaru di ruang dengar anda, apalagi kalau
bukan di program Kabar pagi di Pukul 7 hingga 10 nanti bersama Meydi Shafwah di
radio kesayangan kita semua 91,6 FM The station voice of the people. Baik
sahabat rakyat, bagaimana kabar anda pagi ini? Meydi berharap sehat yah untuk
bisa menjalani aktivitas yang sudang di planingkan semalam. Buat sahabat rakyat
yang sedang bersiap-siap menuju tempat kerja meydi ucapkan selamat jalan dan
selalu berhati-hati karena maut mengintai anda, pastikan anda mematuhi
rambu-rambu lalu lintas dan helm yang anda gunakan adalah SNI tak lupa
perlengkapan surat kendaraan bermotor, hingga tak ada alasan bagi Polis untuk
menilang anda yang tentunya itu akan mengganggu perjalanan anda. Baik sahabat
rakyat, satu buah lagu di awal perjumpaan kita di pagi yang cerah ini, semoga
memberikan suntikan semangat positif untuk kita semua. Dengan RUN “SEMANGAT
PAGI”. Cek it out.
Alhamdulillah. Sedikit lega, pembuka
yang cukup menegangkan. Segera ku search
lagu-lagu ter-hits pekan ini. Memang aku mengakuinya, tak update dengan
lagu-lagu seperti ini. Tapi, ini tuntutan profesi. Semoga Allah meridhainya.
Bertindak selaku penyiar profesional, aku bersusaha mengakrabkan diri dengan microphone,
headphone, amply dan seperangkat komputer di depanku. Mengutak atik beberapa
album lagu dan mencari berita-berita terupdate
di internet.
Kerjaku di awal hari itu sungguh
menegangkan dan membutuhkan konsentrasi yang lebih. Alhamdulillah setelah beberapa
sessi aku mulai lancar dengan beberapa alat asing di hadapanku ini. Ya, Man
Jadda wa Jadda, aku selalu percaya itu.
Hingga akhinya, seorang penyiar senior
menegurku tentang tempo masuk bicara dan lagu saat masuk, yah aku memang belum
terlalu mengerti tentang itu. Yups, satu pelajaran baru lagi hari ini.
Alhamdulillah. Aku bertekad untuk bersungguh dan mencoba enjoy dengan pekerjaan
ini. Sedikit teguran itu jujur sedikit membuatku terbebani, tapi coba
kusembunyikan darinya. Hingga akhirnya perasaanku lega ketika segelas teh
hangat datang bersama Kak Lulu seniorku itu. wah dia memang baik. Akhirnya aku
mulai terbiasa. Juga terimakasih buat kak amar yang membantuku mengambilkan
kembali koran edisi hari ini. Akhirnya aku tak membohongi sahabat rakyat
tentang berita hari ini, bahwa benar-benar adalah berita di hari ini. Catatan
hari ini, sangat bermanfaat buatku. Tentang Janji yang diingkar, Komitmen
waktu, Latihanlah ! maka akan terbiasa dan Hadirkan segelas teh hangat untuk
mencaikan suasana.
Sudut Ruang Rumah Cahaya. Kamis, 20
September 2012.13.50-15.04
Catatan Meydi Shafwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar